Taman Kecilku untuk Menyimpan Air Hujan
Ini bicara antara keinginan dan kenyataan dan apa yang bisa kita perbuat dalam kenyataan.
Sebenarnya saya ingin sekali memiliki rumah mungil bergaya natural pedesaan dengan halaman yang dipenuhi dengan tanaman buah-buahan dan bunga-bunga..(he..he... Mimpi indah)
Rumah impianku, pinginnya sih sederhana seperti ini dan tanah di sekelilingnya luas... |
Namun karena kami memilih tinggal di perkotaan dengan harga tanah yang cukup fantastic untuk kantong kami, maka tidak memungkinkan bagi kami untuk membeli tanah yang cukup luas untuk ditanami banyak pohon2 buah dan bunga.
Alhamdulillah, walaupun tinggal di lingkungan perumahan dengan ukuran tanah dan rumah yang cukup mungil, saya masih bisa menyisihkan sedikit lahan terbuka untuk menanam beberapa tanaman rempah, apotek hidup, tanaman bunga dan juga tanaman buah.
Yah... Ini cukup cukup menyenangkan bagi saya yang punya hobi menanam. Dan hasil yang nampak jelas dengan banyaknya tanaman di rumah saya, udara di lingkungan rumah saya menjadi lebih segar lho.
Sebenarnya memiliki lahan terbuka di rumah bukan hanya sekadar untuk menyalurkan hobi bertanam. Saya memang selalu menginginkan ada bagian dari rumah yang memiliki tanah terbuka sehingga air hujan bisa meresap ke dalam tanah. Konsep rain water saving gitulah... Karena bagaimanapun juga, air yang Allah berikan pada kita bukanlah sumber daya alam yang abadi, jadi harus dijaga keberadaannya di alam.
Dengan menyisakan sedikit tanah terbuka yang ditanami tumbuh-tumbuhan, saya berharap ketika hujan turun, air tersebut dapat tertahan dan meresap ke dalam tanah sehingga dapat menjaga ketersediaan air tanah. Yah, maklum... Kami sendiri juga masih mengandalkan air tanah sebagai sumber air di rumah kami.
Anggaplah apa yang saya lakukan ini adalah salah satu bentuk kepedulian saya pada kelestarian lingkungan... He.. He..
Taman kecilku di samping rumah |
Di lahan seluas kira-kira 15 m3 di samping rumah, saya menanam pohon salam, daun suji, lengkuas, jahe, kencur, juga tanaman apotek hidup seperti sambung nyowo, som jawa, lidah buaya, pohon zigzag, pohon patah tulang serta beberapa tanaman hias seperti anggrek, euphorbia, lantana, alokasia, dll...
Lumayan... Kalau mau masak tinggal ambil jahe, lengkuas, kencur dan daun salam dari kebun...Selain itu saya juga bisa menikmati bunga-bunga bermekaran.
Dulunya di bawah gazebo itu adalah kolam yang diisi lele. Bahkan kami udah sempat menikmati panen lele. Tapi karena posisi taman kami terkungkung oleh rumah-rumah tetangga di belakang yang sudah ditingkat, jadinya kolam ikan kurang mendapat sinar matahari yang optimal untuk pertumbuhan si lele.
Akhirnya sampai sekarang kolam tersebut di non aktifkan deh... Cuma jadi tempat meletakkan pot-pot bunga saja.
Pohon salam, semakin meninggi |
Lengkuas, jahe, daun suji, berpadu dengan anggrek dan alocasia |
Kencur untuk masak urap dan mangut |
Som Jawa, tanaman apotek hidup |
Sambung nyowo, tanaman apotek hidup, |
Sebenarnya saya pingin bikin peresapan air hujan dengan membuat lubang biopori di halaman samping rumah..
Tapi karena rencana itu baru terpikir setelah rumah selesai di bangun dan sudah tidak ada tukang yang kerja lagi (sementara suamiku tidak cukup telaten untuk membuat lubang biopori, he..he..). Akhirnya saya cukupkan dengan dengan cara menutup sebagian tanah menggunakan conblok/paving model terbuka/bolong yang memang sudah dirancang dari awal. Begitu juga untuk jalan setapak juga dipaving, sehingga dengan ini tanah tidak gampang hilang tergerus hujan dan air hujan pun tidak terhalang untuk meresap ke dalam tanah.
Begitulah cara sederhana saya untuk menyimpan air hujan dalam tanah.
Alhamdulillah, dengan cara ini kondisi air tanah di rumah saya saat musim kemarau tetap bagus. Air tanah selalu tersedia dan juga dalam kondisi yang jernih. Sementara kebanyakan tetangga saya saat ini sudah beralih ke PAM.
Kalau mau bikin resapan air hujan yang lebih bagus lagi namun masih cukup sederhana untuk diaplikasikan di rumah tinggal, bisa lihat di sini
Alhamdulillah, dengan cara ini kondisi air tanah di rumah saya saat musim kemarau tetap bagus. Air tanah selalu tersedia dan juga dalam kondisi yang jernih. Sementara kebanyakan tetangga saya saat ini sudah beralih ke PAM.
Kalau mau bikin resapan air hujan yang lebih bagus lagi namun masih cukup sederhana untuk diaplikasikan di rumah tinggal, bisa lihat di sini
Ok, sekian dulu berbagi ceritanya.
Semoga dengan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan dari rumah, kita bisa memberikan manfaat bagi sekitar kita.
Gumpang , di suatu pagi yang mendung
Komentar
Posting Komentar